Big data adalah istilah untuk menggambarkan kumpulan data yang sangat besar dan kompleks. Big data bisa berupa...
Dengan melaksananakan kendali mutu dapat membuat kualitas pelayanan laboratorium menjadi lebih baik. Dengan menjaga kualitas pelayanan, laboratorium dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh konsumen ketika ingin menggunakan jasa dari laboratorium. Pengguna jasa laboratorium klinik, kadangkala mempertimbangkan untuk dapat memilih laboratorium yang selain bekerja cepat dan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Maka dari itu, sangat penting untuk melaksanakan kendali mutu pada laboratorium kesehatan untuk membuktikan bahwa laboratorium sanggup memberikan data hasil uji yang akurat dan dapat dipercaya.
Pengendalian mutu di laboratorium kesehatan bertujuan untuk mendeteksi dan mengurangi titik kesalahan dalam proses analisis laboratorium sebelum melaporkan hasilnya kepada pasien. Terdapat beberapa kemungkinan dimana terdapat proses yang bisa menjadi sumber error yang berdampak pada kualitas hasil laboratorium klinik. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik.
Sebelum melakukan pemeriksaan sampel pasien terdapat rentetan kegiatan yang perlu dilakukan, diantaranya adalah:
Dari proses diatas, ada beberapa hal yang bisa menjadi sumber kesalahan. Kesalahannya adalah sebagai berikut:
Petugas dapat saja melakukan kesalahan saat menuliskan informasi pasien. Informasi pasien yang dimaksud seperti nama, jenis kelamin, usia, bangsal, efek olahraga, efek pola makan, riwayat medis, kehamilan, efek obat-obatan dan alkohol dll. Kesalahan ini nantinya akan mempengaruhi nilai hasil analisis laboratorium.
Jumlah sampel yang tidak mencukupi tidak dapat diproses lebih lanjut. Karena jumlah sampel tidak sesuai seperti yang diminta oleh dokter.
Penyimpanan sampel yang tidak tepat dapat menyebabkan hemolisis sampel sebelum mencapai laboratorium untuk dianalisis. Sampel yang terlalu hemolisis akan ditolak karena pecahnya sel darah menyebabkan pelepasan intraseluler tertentu bahan kimia dan enzim yang akan menyebabkan peningkatan kadar kalium, fosfat dan transaminase.
Baca Juga : Manajemen Laboratorium Rumah Sakit
Pengendalian mutu pada tahap pra analitik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diterima benar serta dari pasien yang benar pula dan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Kesalahan yang terjadi pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% - 70%. Mempersiapkan pasien sebelum melakukan pengambilan sampel adalah langkah yang krusial. Sampel yang tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak untuk dilakukan pengulangan pengambilan sampel agar tidak merugikan laboratorium.
Tahap pengendalian mutu analitik dimulai dari saat mempersiapkan sampel pasien untuk dilakukan analisis hingga terbitnya hasil tes sampel. Kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
Potensi kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap analitik meliputi pengukuran sampel, pre-treatment sampel, pengukuran volume reagen, pencampuran sampel dan reagen, inkubasi, waktu reaksi, dan perhitungan. Kesalahan-kesalahan diatas dapat mempengaruhi kualitas hasil tes yang diperoleh menjadi kurang valid. Namun, rangkaian kegiatan pada tahap analitik ini lebih mudah dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik. Hal tersebut karena semua kegiatannya berada dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada hubungannya dengan pasien, yang sudah diluar kendali kita.
Maka dari itu, kualitas laboratorium harus dipertahankan dengan melakukan kontrol kualitas internal (IQC) setiap hari. Kemudian, berpartisipasi dalam penilaian kualitas eksternal (EQA). Selain itu juga, laboratorium perlu mebuat aturan khusus untuk menerima dan menolak proses analitis.
Setelah melakukan tahap analitik. Maka tahap pengendalian mutu selanjutnya adalah pasca analitik yang meliputi :
Tingkat kesalahan pada pasca analitik tidak sebesar jika dibandingkan dengan tahap pra analitik. Tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun begitu, kesalahan kecil sekalipun pada laboratorium akan berdampak besar pada hasil diagnosa pasien. Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis terhadap pasiennya. Kesalahan dalam menginterpretasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat berbahaya bagi pasien.
Laboratorium kesehatan dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Karena, kesalahan sekecil apapun akan berdampak pada hasil diagnosa yang didapatkan. Maka dari itu, perlu bantuan software yang dapat memudahkan petugas selama melakukan proses analisa sampel hingga penyampaian hasil ke pasien.
Sebagai solusinya, Trustmedis memiliki produk Trustmedis Lab yang didalamnya terdapat fitur integrasi dengan LIS (Laboratory Information System) yang dapat menarik data hasil analisa langsung ke sistem tanpa perlu input manual. Tidak hanya itu, hasil analisa yang didapat dari alat dapat juga untuk mengeluarkan interpretasi yang di dapat dari pemeriksaan lab. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Tidak berhenti sampai disitu, hasil pemeriksaan lab beserta interpretasinya dapat dikirimkan langsung ke email pasien. Sehingga, setelah pasien dilakukan pengambilan sampel, pasien dapat langsung pulang. Ini tidak hanya mempermudah pekerjaan petugas lab, tetapi juga memudahkan pasien.
References :
Kaur, V. Pawan K. K., dan Himanshu M. 2018. Quality Control in Clinical Laboratory. Journal of Advances in Biochemistry & Applications in Medicine.
KLIK LINK DIBAWAH UNTUK MENDAPATKAN AKSES COBA GRATIS APLIKASI KAMI SELAMA 14 HARI
Big data adalah istilah untuk menggambarkan kumpulan data yang sangat besar dan kompleks. Big data bisa berupa...
Manajemen rantai pasok di faskes adalah proses mengelola semua kegiatan yang berkaitan dengan proses pengadaan distribusi obat & alkes ke...
Penilaian kematangan digital merupakan indikasi tingkat kematangan digital dari SIMRS yang digunakan oleh faskes dari sisi SDM,...